“Dingiso” Satwa Langka Dari Pegunungan Tengah Papua

MONITORING POPULASI DAN HABITAT BUAYA (Crocodylus SP.) DI SUNGAI OTAKWA, KAMPUNG OHOTYA, DISTRIK MIMIKA TIMUR JAUH
November 17, 2017
Kerjasama Pembangunan Strategis Tidak Dapat Dielakkan Dalam Rangka Pembangunan Jalan Trans Papua Ruas Jalan Wamena-Habema-Kenyam
November 17, 2017

“Dingiso” Satwa Langka Dari Pegunungan Tengah Papua

Dingiso atau disebut juga Bakaga (Nama Lokal) dan dalam bahasa latin dikenal dengan (Dendrolagus Mbaiso) penamaan ini berdasarkan dari penelitian Dr Tim Flannery yang menemukan dingiso pada tahun 1994, dia memberinya nama ilmiah mbaiso yang berarti ‘binatang syakral’ dalam bahasa lokal suku Moni karena keyakinan mereka bahwa ini adalah roh leluhur mereka. Dendrolagus Mbaiso merupakan salah satu satwa endemik Papua yang berada di Taman Nasional Lorentz tepatnya di Camp Endasiga Kampung Sakumba Distrik Hitadipa Kab Intan Jaya informasi ini berdasarkan monitoring populasi dan habitat dendrolagus mbaiso dari tim seksi pengelolaan wilayah 3 Nabire Taman Nasional Lorentz pada September 2016. Hewan ini termasuk dalam famili Macropopidae.  Satwa ini termasuk spesies endemik yang sangat langka termasuk dalam daftar hewan yang sangat langka (endangered) menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources).  Spesies ini merupakan spesies  sub alpine karena lokasi di temukannya berada pada ketinggian 3200 hingga 3400 mdpl yang merupakan kategori zona sub alpine. Menurut  Balai taman nasional Lorentz (2010) zona sub alpine di kawasan taman nasional lorentz dibedakan atas zona sub alpine bawah dengan elevasi 3200 hingga 3650 mdpl dan zona sub alpine atas dengan elevasi 3650 – 4170 mdpl.

Ciri dari hewan  ini menurut Wildscreen Arkive (2016) berukuran cukup besar Panjang kepala hingga tubuh: 52 – 81 cm  Panjang ekor: 40 – 94 cm Berat 6.5 – 14.5 kg. memiliki ekor yang panjang, bagian belakang yang berkembang dengan baik dan memindahkan kedua kaki belakang pada waktu yang sama  memiliki gaya berjalan yang khas, kanguru pohon, seperti namanya, disesuaikan dengan kehidupannya di pepohonan. Telapak kaki besar dingiso itu seperti bantalan ditutupi dengan kulit kasar yang dikombinasikan dengan kuku melengkung, memberikan cengkraman yang kuat pada batang pohon dan dahan. Ekor panjang berbulu membantu keseimbangan dingiso saat bergerak di pepohonan, serta menguatkan hewan saat memanjat. Bulu dingiso yang cukup panjang sebagian besar berwarna hitam, dengan kombinasi putih di bagian dada dan wajah. Hewan ini Aktif pada siang dan malam hari, kanguru pohon memakan daun dan buah, yang mereka makan di pohon dan di lantai hutan.

 

References :

  1. Hasil Survey Lapangan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Lorentz Wilayah 3 Nabire
  2. IUCN Red List 2016 http://www.iucnredlist.org

Foto oleh : Seksi Pengelolaan Taman Nasional Lorentz Wilayah 3 Nabire