Derita Membawa Berkah
August 9, 2017
MONITORING POPULASI DAN HABITAT BUAYA (Crocodylus SP.) DI SUNGAI OTAKWA, KAMPUNG OHOTYA, DISTRIK MIMIKA TIMUR JAUH
November 17, 2017

MENGENAL TUMBUHAN DI ZAMAN PALEOZOIC

Tepatnya di ketinggian sekitar 3250 Mdpl di deretan Pegunungan Jayawijaya, terdapat salah satu danau yang begitu eksotik. Bagaimana tidak, danau tersebut menawarkan sejuta pesona keindahan yang begitu takjub dengan pancaran kilauan rona warna-warna yang membuat setiap mata pasti akan terkesima menatapnya. Sebut saja Danau Habema.

Letaknya tak jauh dari kota wamena dengan jarak tempuh kurang lebih 40 km atau waktu tempuh selama 2 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat.  Letaknya terbilang unik dan berbeda dengan danau lain. Danau ini terletak di antara cekungan deretan Pegunungan Jayawijaya sehingga tak jarang ragam tumbuhan hingga binatang yang mengepak sayapnya terbang sini kemari sambil berceloteh satu sama lain dijumpai di sini. Ada satu hal yang tak lazim di tempat lain dijumpai di sini sebut saja tumbuhan pakis purba atau dikenal dengan nama latin Cyathea atrox.

Menurut beberapa ahli, tumbuhan pakis purba diduga hidup pada periode zaman Silurian dan Devonian. Periode Silurian dan Devonian terjadi pada era Paleozoic lebih kurang 438 juta tahun yang lalu, di mana di era ini mulai ditemukan manusia pertama, tumbuhan berbunga, mamalia, dinosaurus dan serangga (Ahmad, 2011). Oleh karena itu, tak heran jika pakis ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan jenis satu familinya.

Pakis purba memiliki keunikan mulai dari batangnya yang besar tak bercabang dengan diameter batang kurang lebih 20 cm, kemudian lurus menjulang ke atas hingga mencapai ketinggian kurang lebih 3 meter. Lalu letak daunnya pun cukup unik dan hanya dijumpai beberapa pelepah saja yang terletak di ujung batang. Tumbuhnya bukan di lantai hutan, tebing perbukitan, merayap pada batang pohon maupun di sela-sela bangunan yang tidak terawat, melainkan di pinggir-pinggir sungai serta di antara rumput-rumputan nan luas. Mereka biasanya hidup berkelompok satu sama lainnya. Namun, sampai saat ini belum banyak diteliti mengenai ekologi dari pakis purba ini sehingga informasinya masih terbatas.

Di Danau Habema, sebaran pakis purba terbatas di daerah tertentu seperti rawa atau di pinggir-pinggir sungai sehingga populasinya sangat kecil dan rentan terhadap kepunahan, apalagi dalam Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999 tumbuhan ini tidak dikategorikan sebagai flora yang dilindungi. Oleh karena itu, informasi mengenai ekologi dari pakis purba ini sangat perlu untuk upaya perlindungan dalam mempertahankan keberadaanya di alam.  (©Rahmat Mulyadin, S.Hut)

Sumber:

Ahmad Intan, 2011. Adaptasi Serangga dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Manusia. Pidato Ilmiah Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB).